Kegiatan Pondok Ramadhan tahun ini, MA Ar Rosyaad mengadakan kajian kitab bersama para guru dan siswa-siswi MA Ar Rosyaad dengan tema “Momentum Membangun Ukhuwah, Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Ramadhan yang Penuh Berkah“. Kajian kitab dipilih dalam ramadhan kali ini dengan tujuan untuk mengenalkan kitab-kitab turats ulama mutaqadimin. Supaya siswa-siswi tidak asing dengan karya ulama-ulama terdahulu. Selain itu, siswa-siswi juga dilatih untuk bisa mendalami aksara pegon jawa. Kalau dalam bahasa pesantren “maknani kitab dengan di miringkan (digandolkan)”.
Tidak hanya belajar pemaknaan kitab dengan aksara pegon, tapi juga menghidupkan mata rantai sanad, baik antara guru dan murid. Hal demikian sangat penting untuk dibudayakan. Sanad yang muttasil memang dijadikan pijakan untuk mempertanggung jawabkan intelektual, nilai keberkahan, dan kemanfaatan dalam ilmu yang sudah didapatkan. Dalam tradisi Pesantren, kitab kuning, guru dan murid memang tidak bisa dipisahkan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya seorang guru dalam mentransmisikan keilmuannya kepada murid. Makanya, kajian agama jangan sampai diajarkan secara otodidak. Supaya sumber ilmu yang didapatkan benar-benar otoritatif.
Ada dua pendekatan dalam pengajaran kitab kuning. Pertama, bandongan. Metode ini menggunakan pembacaan teks oleh kiai, kemudian menjelaskannya. Santri secara kolektif mendengarkan dan membuat catatan dalam bentuk syakal (harakat), kemudian memaknainya dengan menggunakan Arab pegon. Kedua, sorogan. Kiai menyuruh santri untuk membaca kitab yang telah diberi syakal dan makna, kemudian ia mengoreksi bacaannya, baik dari segi gramatika bahasa (ilmu alat), terjemahan kalimat, maupun cara menjelaskannya. Dari perangkat metode yang digunakan, semuanya menggunakan aksara Arab pegon sebagai basis untuk memahami kitab kuning. Metode ini memberikan dampak positif bagi pengetahuan murid. Terutama dalam memahami kata perkata setiap kalimat dalam teks.
Dalam agenda ramadhan ini, beberapa kajian yang diajarkan kepada siswa-siswi madrasah ada empat topik, yakni kajian sholat, puasa, zakat, dan akhlak. Dari topik tersebut dibagi menjadi 2 hari. Masing-masing hari terdapat 2 kajian. Semua topik yang sudah terjadwal wajib bagi siswa-siswi untuk hadir dan ngaji sesuai kitab yang sudah dibagikan oleh panitia. Adapun untuk kegiatan pondok ramadhan ini diselanggaran 3 hari. 2 hari untuk ngaji dan 1 hari untuk lomba lalaran syi’ir. Sekaligus acara tersebut disambung dengan penutupan.
Kegiatan ini diikuti dengan positif oleh siswa-siswi MA Ar Rosyaad. Apalagi dalam perlombaan lalaran syi’ir. Semua tim yang sudah dibagi dalam antar kelas masing-masing memiliki ciri khas dan kreatifitas yang berbeda-beda. Menariknya, dalam perlombaan ini tiap kelompok membawa alat musik dengan bahan-bahan seadanya, seperti botol minuman, galon, gayung, kentongan, dan lain sebagainya. Pada intinya, walaupun dengan alat yang notabene bukan digunakan untuk musik justru menghasilkan suara-suara yang bagus. Kreatifitas ini perlu diapresiasi dengan sebaik-baiknya.
Beri Komentar