
MA AR ROSYAAD kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi yang tak hanya unggul secara akademis, namun juga matang dalam berkarakter dan bernegara. Hal ini diwujudkan melalui program Project-Based Learning (PJBL) Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dengan tema sentral “Suara Demokrasi”. Proyek ini berfokus pada implementasi langsung nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui Pemilihan Ketua dan Wakil Organisasi Pelajar Madrasah (OPMA) masa bhakti 2025/2026. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 27 hingga 30 September 2025, ini menjadi laboratorium hidup bagi para siswa untuk mengenal, menghayati, dan mempraktikkan proses demokrasi yang jujur, adil, dan bertanggung jawab.
Pra acara dimulai pada Sabtu, 27 September 2025, dengan sesi pembekalan materi yang krusial. Seluruh siswa-siswi yang menjadi peserta dan pemilih diberi pemahaman mendalam tentang Demokrasi Pancasila oleh Bapak Arwan Rifa’i, M.Pd. Beliau menegaskan bahwa demokrasi di Indonesia harus berakar pada Pancasila, khususnya sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Beliau menjelaskan bahwa pemilihan ketua OPMA bukanlah sekadar ajang mencari pemimpin, tetapi juga simulasi penting untuk memahami hak dan kewajiban politik sebagai warga negara. Poin utama yang ditekankan adalah pentingnya musyawarah untuk mencapai mufakat dan bagaimana setiap suara memiliki nilai yang setara, menjunjung tinggi asas Luber (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia) dan Jurdil (Jujur dan Adil). Siswa didorong untuk memilih berdasarkan pertimbangan rasional terhadap visi dan misi kandidat, bukan sekadar popularitas. Pembekalan ini menjadi landasan moral dan intelektual sebelum siswa terjun langsung dalam proses pemilihan.
Senin, 29 September 2025, menjadi panggung bagi kedua pasangan kandidat untuk beradu gagasan dalam Debat Publik. Dua pasangan calon yang siap memimpin OPMA adalah: Pasangan Calon Vera Lestiana P. (Ketua) dengan Febtia Zarroeni (Wakil Ketua) dan Vaiz Nur Rahma (Ketua) dan Letna Qosyiva (Wakil Ketua).
Suasana debat berlangsung hangat dan produktif, di mana setiap pasangan memaparkan Visi dan Misi mereka untuk kemajuan madrasah. Paslon 1, dengan Vera dan Febtia, menyoroti visi untuk menjadikan OPMA sebagai Organisasi yang Proaktif, Kreatif, dan Merangkul, dengan misi-misi seperti revitalisasi kegiatan ekstrakurikuler berbasis minat dan mengadakan program pelatihan kepemimpinan yang intensif. Mereka berargumen bahwa inovasi dan keterlibatan aktif siswa adalah kunci perubahan. Hal ini disampaikan langsung oleh Vera,
“Kami akan membuat mini project yang singkat dan menarik, sehingga siswa merasa kontribusi mereka dihargai dan melihat relevansi OPMA bagi mereka.”
Sementara itu, Paslon 2, Vaiz dan Letna, mengusung visi OPMA Berintegritas, Disiplin, dan Berlandaskan Nilai Agama, dengan misi utama penegakan tata tertib yang humanis dan peningkatan kualitas program kerohanian. Mereka berpendapat bahwa pondasi moral dan disiplin adalah prasyarat untuk setiap prestasi. Seperti yang dikatakan Vaiz ,
“Toleransi dan keberagaman harus dimulai dari diri kami. Kami akan mengadakan forum diskusi rutin untuk menjembatani perbedaan pendapat dan memastikan setiap minoritas suara didengar tanpa rasa takut.”
Letna juga menjanjikan transparansi dengan menerapkan sistem survei berkala dan kotak saran digital yang anonim. Debat ini berhasil membuka mata para pemilih, menguji kapasitas kepemimpinan, dan daya tahan argumen dari masing-masing calon, mempersiapkan siswa untuk menentukan pilihan terbaik mereka.
Puncak acara PJBL KBC tiba pada Selasa, 30 September 2025, dengan digelarnya Pemilu Raya OPMA. Seluruh warga madrasah, mulai dari guru, staf, hingga siswa, berpartisipasi dalam pencoblosan yang dilakukan layaknya pemilihan umum sungguhan, lengkap dengan bilik suara dan kotak suara transparan. Hal ini mengajarkan mengenai prosedur baku dalam penyelenggaraan pesta demokrasi.

Setelah proses pemungutan suara yang tertib, dilaksanakan perhitungan suara secara terbuka dan disaksikan oleh seluruh elemen madrasah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Pasangan Calon 2 berhasil unggul signifikan dari Pasangan Calon 1. Dengan perolehan suara yang lebih tinggi, pasangan Vaiz Nur Rahma dan Letna Qosyiva resmi ditetapkan sebagai Ketua dan Wakil Ketua OPMA MA AR ROSYAAD masa bhakti 2025/2026. Kemenangan ini disambut sukacita, namun juga diiringi tepuk tangan apresiasi untuk Paslon 1 yang telah berkompetisi secara sportif. Proses pemilihan ini tidak hanya menghasilkan pemimpin baru, tetapi juga membuktikan bahwa siswa MA AR ROSYAAD mampu berdemokrasi dengan kedewasaan, integritas, dan menjunjung tinggi hasil musyawarah mufakat.

Program PJBL KBC “Suara Demokrasi” ini telah sukses besar. Lebih dari sekadar memilih pemimpin, proyek ini berhasil menanamkan pemahaman bahwa Demokrasi Pancasila adalah sistem yang menjamin hak setiap individu untuk bersuara dan memilih, di mana perbedaan adalah kekayaan dan keputusan harus berdasarkan akal sehat yang berpihak pada kepentingan bersama. Selamat kepada Ketua OPMA terpilih, Vaiz Nur Rahma, dan Wakil Ketua, Letna Qosyiva. Mereka kini mengemban amanah besar untuk membuktikan janji-janji yang telah diucapkan dan menjadi teladan bagi pelajar lain dalam menjalankan roda organisasi dengan semangat persatuan dan nilai-nilai Pancasila. MA AR ROSYAAD telah melahirkan pemimpin muda yang siap membawa perubahan positif (Red. Heru).

Beri Komentar