Selasa, 29-04-2025
  • Selamat Datang di Website Resmi MA Ar Rosyaad Balong Ringinrejo Kediri

Kajian Takhrij Al Hadis dengan Aplikasi Kutub At Tis’ah di Smartphone

Diterbitkan :

By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi

Teknologi dewasa ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti banyaknya sarana pendukung untuk program pendidikan dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Diantaranya aplikasi software jami’ al kutub at-tis’ah. Aplikasi ini digunakan untuk menelusuri otentisitas hadis. Selain itu, tidak hanya menjadi alat bantu dalam kegiatan penelitian hadis, melainkan juga untuk kepentingan mempelajari hadis, khususnya oleh siswa-siswi peminatan ilmu hadis.

Di MA Ar Rosyaad, kelas XII peminatan ilmu hadis mulai diperkenalkan aplikasi cara mentakhrij hadis, guna menambah pengetahuan tata cara penelitian hadis. Takhrij hadis merupakan kajian penelusuran hadis di sumber kitab aslinya (kutub al mu’tabarah). Kemudian hadis tersebut diteliti sanad dan matannya. Setelah ditelaah dengan bepedoman dengan kaidah-kaidah ilmu hadis dirayah dan riwayah, hadis dapat diketahui statusnya dari segi kualitas dan kuantitas (Abdul Muhdi Ibn  Abdil Qadhir Ibn Abdil hadi, Thuruq Takhrij al Hadis Rasulillah, 2012, h.13).

Aplikasi jami’ al-kutub at-tis’ah merupakan salah satu media untuk mendeteksi kredibilitas sebuah hadis, ditinjau dari segi kualitas, diterima atau tidaknya hadis tersebut. Aplikasi ini hanya sebagai alat bantu memudahkan penelitian, namun tetap dikroscek di rujukan aslinya. Guna menambah keyakinan apabila aplikasi ini sesuai yang ada di kutubul mu’tabarah.  Ada beberapa langkah untuk menggunakan aplikasi ini, Pertama siapkan smartphone android yang support. Minimal memori yang digunakan sekitar 648 MB. Kedua, download aplikasinya di playstore. Usahkan wifi atau paketan yang digunakan support. Ketiga, install aplikasinya. Berikut tampilannya,

Keempat, klik تخطي والمتابعة بدون تسجيل (Lewati dan lanjutkan tanpa mendaftar) . Sebagaimana dalam gambar di bawah ini,

Kelima, pilih بحث (pencarian atau searching). Kemudian ketik redaksi hadis yang akan ditakhrij di kolom. Seperti gambar di bawah ini,

Dari penelusuran aplikasi hadis di atas, dapat diketahui bahwa sumber hadis yang diteliti berada diantara kutub at-tis’ah. Apabila hadis berada di kitab shahih bukhari atau muslim, bisa disimpulkan hadis tersebut shahih. Namun apabila  termaktub di kitab sunan, maka bisa shahih, hasan, atau dhaif. Sedangkan untuk hadis yang sanadnya tidak ada atau tidak bisa dipertanggungjawabkan, bisa jadi hadis yang diteliti maudhu’. Hal ini perlu diklarifikasi melalui riwayat sanad (tarikh perowi), komentar para kritikus hadis, dan hadis pendukung (syawahid). 

Pelajaran takhrij hadis sangat penting untuk dipelajari. Mengingat, ini sudah masuk zaman Post Gen Z atau dikenal juga dengan generasi alpha. Generasi ini tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang terus berlanjut. Mereka sudah terbiasa dengan perangkat teknologi sejak usia dini dan seringkali menjadi pengguna yang mahir dalam menggunakan teknologi.(lihat:https://uici.ac.id/mengenal-6-macam-generasi-di-indonesia-sesuai-tahun-lahir-kamu-termasuk-yang-mana/)

Namun, yang menjadi titik permasalahan ialah kurangnya pengetahuan untuk memilah dan memilih mana informasi yang kredibel (dapat dipercaya) dan hoax (berita bohong). Khususnya terkait kredibilitas sebuah hadis. Masih ada sebuah hadis yang dijadikan status atau disebarluaskan ke khalayak umum, tanpa disharing terlebih dahulu ke referensi primer. Anehnya lagi, masih ada pemahaman hadis secara tekstual. Hal ini justru menghasilkan episteme yang kaku, kolot, dan radikal. Pemahaman secara kontekstual sangat diperlukan, guna pengkaji hadis mampu mencari pemahaman hadis yang lebih tepat, apresiatif dan akomodatif terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Sehingga ia tidak terjebak dalam kungkungan teks hadis, melainkan juga perlu memperhatikan konteks sosio-kultural waktu itu.

Pembelajaran penelitian hadis seiring perkembangan zaman perlu diperkenalkan siswa-siswi, sehingga pada nantinya bisa membedakan mana hadis dan mana maqalah. Sehingga tidak terburu-buru menjustifikasi pernyataan Nabi Saw. Selain itu, kajian ini membekali mereka lebih kritis untuk menentukan otentisitas hadis berdasarkan kualitas dan kuantitas. Sehingga, disaat terjun di masyarakat mampu menjadi pemikir yang moderat, tawasuth, dan tawazun. Disaat ada pemahaman teks hadis secara harfiah, yang menyebabkan gejolak pertikaian, mereka mampu membentengi dirinya untuk tidak mudah terpancing hasutan golongan ekstrem. Wallahu a’lam bi ash-shawab

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan

Penulis : ma-arrosyaad.sch.id

Tulisan Lainnya

Oleh : ma-arrosyaad.sch.id

Menulis Butuh Proses dan Perjuangan

Oleh : ma-arrosyaad.sch.id

Strategi Dakwah Sunan Kalijaga

Video Terbaru

Info Sekolah

MA AR ROSYAAD

NSPN : 20580003
Jl Marabunta 327 Balong Ringinrejo Kediri
TELEPON +6285815382770
EMAIL ma.arrosyaad327@gmail.com
WHATSAPP +62-85815382770