By. Binti Rosidah
Siapa sangka dosa jariyahmu selama ini berasal dari perilaku mu disosial media? Hati-hati dalam bermedia sosial. Karena tak semua sosial media akan dapat menghibur diri, memberi informasi yang akurat, ataupun mengandung dampak positif. Karena kadang, apa yang ada di dalam media sosial tidak selalu benar. Media sosial bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi, baik itu dalam hal mencari kebaikan, atau bahkan jika kita tidak pandai, kita bisa terjerumus pada tang tidak mengandung kebaikan (keburukan).
Media sosial mempunyai banyak manfaat dan juga mudharat. Manfaatnya adalah kita bisa sharing tentang syi’ar Islam dengan media sosial, bisa menyambung ukhuwah islamiah dengan media sosial, mencari informasi tertentu, dan sebagai media bisnis. Alhamdulillah kita bisa menggunakan media sosial untuk perkara-perkara yang baik. Tapi hati-hati, sosial media ini juga seringkali membuat kita salah dalam menggunakannya. Kita banyak menggunakan hal yang sia-sia, tulisan yang sia-sia, gambar yang sia-sia, bukan menjadi amal jariyah, tapi justru itu menjadi dosa jariyah bagi kita. Yang lebih bahaya juga, selain keburukan keburukan yang ada, sosial media juga akan membuat kita kecanduan. Ada orang yang kerjaannya 24 jam bermain sosial media non stop, sehingga membuat dirinya malas untuk beraktivitas, enggan beribadah, sehingga jauh dari agama.
Dalam bermedia sosial, kita juga mempunyai adab dan etika yang bisa menjadi pedoman dalam bermedia sosial. Pada prinsipnya kita juga sudah tahu bahwa akhlak di dunia nyata harus sama dengan akhlak di dunia maya. Artinya adalah jaga lisan kita, dan jaga jari kita. Melihat dari kacamata Islam, manfaat atau mudharat yang bisa diambil dalam bermedia sosial itu tergantung pada pengguna media sosial itu sendiri. Bagaimana cara pengguna media sosial itu menggunakan akalnya untuk dia memilih. Apakah dia akan memilih bermedia sosial untuk hal-hal positif, atau bahkan sebaliknya.
Dampak positif yang paling menonjol dalam bermedia sosial adalah kita bisa menjadi inspirasi kebaikan bagi orang lain yang membuat kita akhirnya mendapatkan amal jariyah yang mana amal tersebut akan terus mengalir walaupun kita telah meninggal. Dan tentu saja, kita dapat langsung memetik tambahan bahwa memamerkan keburukan- keburukan atau maksiat pada orang lain itu adalah dampak negatif yang paling menonjol dalam bermedia sosial. Dan perilaku tersebut, yang membuat akhirnya pengguna media sosial tersebut akan mendapatkan dosa jariyah yang mana dosa tersebut akan terus mengalir pula walaupun kita sudah meninggal dunia. Dan kita, sebagai manusia yang diberi akal oleh Allah SWT.,maka kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dan kedua pilihan tersebut pasti akan mempunyai konsekuensi nya sendiri-sendiri.
Selain bahaya dosa jariyah, media sosial juga mempunyai bahaya yang dapat menimbulkan ghibah, fitnah, riya’ (pamer), dan lain-lain. Perlu diingat pula, dalam hadis nabi disebutkan bahwa barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diamlah. Jadi, kalau kita tidak bisa menjadi sumber inspirasi kebaikan bagi orang lain, tidak bisa berbagi hal yang bermanfaat bagi orang lain, maka kita cukup diam. Hal tersebut dilakukan supaya kita tidak jadi terjerumus ke dalam hal-hal atau perilaku yang negatif. Maka, kita harus benar-benar bijak dalam bermain media sosial, agar apapun yang kita share, dan apapun informasi yang kita peroleh akan menyelamatkan diri kita sendiri tentunya dan menjaga kita dari perilaku-perilaku buruk.
Beri Komentar